Pejuang Anti TBC Resisten Obat RSPAW Salatiga. Indonesia memiliki masalah yang tinggi pada kasus tuberkulosis (TB) kebal atau resisten obat. Biasa disebut multi drug resistant TB (MDR-TB). Hal inilah yang melatarbelakangi Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga dan beberapa mantan pasien MDR-TB serta masyarakat yang peduli kesehatan paru membentuk Patriot. Sebuah wadah perkumpulan para Pejuang Anti TB Resisten Obat (Patriot).
Launching erkumpulan ini pada Sabtu, 24 Maret 2019 lalu. Tujuan besarnya mensukseskan program Indonesia Bebas TBC tahun 2035. Program kegiatannya melakukan kegiatan Peer Edukator (pendidik sebaya). Kegiatan lainnya melakukan kunjungan ke RSPAW Salatiga . Memberikan dukungan kepada pasien TB biasa maupun yang sudah resisten obat.
“Alhamdulilah, 28 anggota patriot telah dilantik oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, dr. Bambang Wibowo, Sabtu lalu. Semoga program pendampingan pasien dan kunjungan ke rumah sakit berjalan dengan baik”, kata dr. Hasto Nugroho, penasehat sekaligus inisiator Patriot.
Baca juga: Seminar Nasional Peringati World TB Day
“Dalam kunjungan ke rumah sakit, anggota Patriot akan memberikan edukasi kepada pasien. Mendampingi agar pasien disiplin minum obat, sehingga tidak menjadi resisten. Sedangkan pada pasien TB MDR, kita memberikan penguatan bahwa mereka bisa sembuh asalkan patuh minum obat,” tambahnya.
Dalam kondisi MDR-TB, pasien TB mengalami kekebalan terhadap minimal 2 obat anti TB (OAT) lini satu. Sehingga harus mengonsumsi obat lini kedua dalam waktu yang lebih lama, yakni dua tahun. Bila sudah menjadi MDR-TB, penyakit tersebut semakin sulit sembuh. Obat-obatan lini kedua juga memberikan efek samping yang lebih besar.
Patriot menjadi Peer Educator (Pendidik Sebaya)
Tak sebatas memberi edukasi dan penguatan di rumah sakit, para anggota Patriot juga membuka diri untuk dijadikan tempat sharing dan curhat bagi pasien MDR-TB.
“Pasien biasanya kebingungan ketika mengalami efek samping akibat minum obat. Karena memang obat-obatan MDR-TB memberi efek samping yang besar. Kalau tidak diedukasi dan didampingi, biasanya pasien kapok minum obat, putus pengobatan, dan akhirnya semakin sulit disembuhkan,” kata Khoirin Nida’, S.Si, ketua Patriot.
Walaupun sudah sembuh, Khoirin Nida’ dan anggota Patriot lainnya tetap berisiko untuk kembali tertular kuman Mycobacterium Tuberculosis. Apalagi minimal setiap sebulan sekali anggota Patriot berinteraksi dengan pasien TB.
“Kami sangat menyadari risiko itu. Untuk itulah kami berusaha menerapkan pola hidup sehat. Istirahat yang cukup, memakai masker, minum vitamin, dan makan makanan bergizi agar imunitas tubuh terjaga”, imbuh Nida’.
“Tujuan utama Patriot ini adalah membantu pasien TB biasa agar tidak menjadi MDR. Selain itu juga mendampingi pasien resisten obat agar terus bersemangat berobat. Serta meyakinkan mereka kalau MDR-TB bisa sembuh”, Nida’ melanjutkan.
Saat ini, Indonesia menempati urutan ke-4 negara di dunia dengan penyakit tuberkulosis paling tinggi. India berada pada urutan pertama, kemudian China, dan ketiga Afrika Selatan. Kepedulian dari semua pihak sangat penting agar Indonesia terbebas dari penyakit ini. Semoga niat mulia ini mendapatkan pertolongan dan kekuatan oleh Allah Swt. Aamiin.
2 comments
Good idea for strengthenen of againts TB and Drugs Resistance of TB
Good luck..!!!
selamat berjuang Patriot,
” MDR with Patriot is never alone”
Sukses selalu RSAW, salam sehat dari BBKPM Bandung. 🙏🙏