7 Data dan Fakta Tentang TB Resistan Obat yang Penting untuk Diketahui. Penderita Tuberculosis Resistan Obat (TB RO) atau Tuberculosis Multi Drugs Resistant (TB MDR) terus mengalami kenaikan. Data terbaru pada tahun 2018, terjadi kasus baru sebanyak 23.000/tahun. Terdapat 8,8 kasus dari setiap 1000 orang. Dari data ini dapat kita simpulkan bahwa penyakit TB RO harus menjadi perhatian serius baik pemerintah sebagai pemangku kebijakan serta masyarakat secara umum.
Berikut ini 7 data dan fakta terkait TB RO yang wajib dan penting untuk kita ketahui.
1. Apa Itu TBC Resisten Obat?
TB Resistan Obat (TB RO) atau TB Kebal Obat penyebabnya jenis kuman TB yang sama namun sudah kebal terhadap obat lini 1. Oleh karena itu penanganannya menjadi lebih sulit. Diagnosis Penyakit ini memerlukan pemeriksaan lebih canggih. TB RO tidak dapat sembuh dengan obat TB biasa, dan harus menggunakan obat lain yang disebut Obat Anti TB Lini 2 (OAT Lini 2). Pengobatan TB Resistan Obat lebih lama (paling sedikit 9 – 24 bulan). Jika pengobatan tidak dengan tepat, kuman dapat semakin kebal dan tidak ada lagi obat untuk menyembuhkannya
2. Perbedaan TBC Reguler dengan TBC Resisten Obat
Perbedaan antara TBC Reguler dengan TBC RP antara lain adalah: TBC reguler harus minum setidaknya 4 jenis obat dalam bentuk Fixed Dosed Combination (FDC) atau yang dikemas menjadi 1 tablet. Kemudian lama pengobatan minimal 6 bulan dengan ffek samping obat yang relatif ringan. Sedangkan TBC Resistan Obat Rifampisin/ Multi Drug Resistant (TB RR/ MDR) harus menjalani suntik dan minum obat setidaknya 6 jenis. Kemudian lama pengobatan minimal 9 – 20 bulan dengan efek samping yang lebih berat. Ada pula TBC Extensively Drug Resistant (TB XDR) yang harus menjalani suntik dan minum obat lebih dari 6 jenis. Dengan lama pengobatan minimal 24 bulan serta efek samping yang sangat berat.

7 Data dan Fakta Tentang TB Resistan Obat
3. Penyebab TBC Resistan Obat
Apa saja yang menyebabkan terjadinya TBC Resisten obat? Faktor-faktor penyebabnya antara lain adalah tidak teratur menelan OAT sesuai panduan yang dianjurkan oleh petugas kesehatan. Menghentikan pengobatan secara sepihak sebelum waktunya juga faktor penyebabnya. Penyebab lain yang paling sering terjadi adalah tidak mematuhi anjuran dokter atau petugas kesehatan.
Selain faktor di atas gangguan penyerapan obat juga bisa menyebabkan munculnya TBC Resisten Obat. Selain itu juga karena tertular dari pasien TB RO lainnya (Menular lewat udara saat pasien TB RO batuk atau bersin). Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa TB Resistan Obat tidak akan menular hanya karena berjabat tangan, penggunaan baju bersama yang bersih dan penggunaan alat makan bersama yang bersih.
Baca juga: 11 Makanan Yang Dipercaya Menyembuhkan TBC
4. Pencegahan Terhadap TBC Resisten Obat
Apa saja yang bisa kita lakukan untuk mencegah agar tidak terkena atau menderita penyakit TBC RO? Usaha yang bisa kta lakukan antara lainadalah memeriksakan diri sesegera mungkin jika ada gejala TBC. Kemudian minum obat TBC secara rutin dan tidak terputus sampai sembuh. Hal penting lainnya adalah kita wajib mematuhi anjuran dokter dan petugas kesehatan dan juga menggunakan masker untuk pasien TB Resistan Obat. Terakhir senantiasa menjalankan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
5. Orang Berresiko Tinggi Terkena TBC RO
Berikut ini adalah orang-orang yang berpotensi dan beresiko tinggi tertular atau terkena penyakit TBC resisten Obat. Siapa sajakah mereka?
- Penderita TBC gagal pengobatan kategori 2
- Pasien TBC pengobatan kategori 2 yang tidak konversi setelah 3 bulan pengobatan
- Penyintas TBC mempunyai riwayat pengobatan TBC yang tidak standar serta menggunakan kuinolon & obat injeksi lini kedua paling sedikit selama 1 bulan
- Pasien gagal pengobatan kategori 1
- Penderita TBC pengobatan kategori 1 yang tidak konversi setelah 2 bulan pengobatan
- Pasien TBC kasus kambuh (relaps) dengan pengobatan OAT kategori 1 dan kategori 2
- Penyintas TBC yang kembali pengobatan kategori 2 setelah lost to follow up (lalai berobat/default)
- Terduga TBC yang mempunyai riwayat kontak erat dengan pasien TBC RO, termasuk warga binaan di lapas, hunian padat seperti asrama, barak, pesantren, pabrik.
- Pasien ko-infeksi TB-HIV yang tidak respon secara bakteriologis maupun klinis terhadap pemberian OAT (bila penegakan diagnosis awal tidak menggunakan TCM TB)

7 Data dan Fakta Tentang TB Resistan Obat
6. Pengobatan TBC RO
Pengobatan TBC RO bisa dilakukan dengan dua pola atau metode pengobatan yaitu Pengobatan Standar Jangka Pendek dan Pengobatan Individual. Berikut ini penjelasan rincinya:
Pengobatan Standar Jangka Pendek dengan lama pengobatan 9-11 bulan dengan ketentuan sebagai berikut:
- Tahap awal: Pengobatan selama 4-6 bulan dan mendapatkan obat minum (obat oral) dan obat suntikan setiap hari (7 hari, Senin-Minggu)
- Tahap lanjutan: Pengobatan selama 5 bulan dan memperoleh obat minum (obat oral) setiap hari (7 hari, Senin-Minggu), tanpa obat suntikan.
Sedangkan Pengobatan Individual dengan lama pengobatan 20-26 bulan, dengan ketentuan sebagai berikut:
- Tahap awal : Tahap pengobatan dengan menggunakan obat oral dan obat suntikan sekurang-kurangnya selama 8 bulan, Suntikan 5 kali seminggu (Senin-Jumat), Obat oral 7 kali seminggu (Senin-Minggu)
- Tahap lanjutan : Tahap pengobatan setelah selesai tahap awal, Pemberian obat oral saja sekurang-kurangnya 12 bulan, Obat oral 7 kali dalam seminggu (Senin- Minggu), Obat suntikan selesai.
7. Efek Samping Pengobatan TBC
- Ringan-sedang: Pusing atau Sakit Kepala, Diare, Nyeri Otot dan Tulang, Kesemutan, Nyeri di tempat suntikan, dan Mual Muntah
- Berat atau Serius : Sesak Nafas, Nyeri Dada, Jantung Berdebar, Lemah dan Lesu Berkepanjangan, Pendengaran Berkurang.
Nah, demikian pembahasan tentang 7 data dan fakta Tentang TB Resistan Obat menurut KNCV. Semoga bermanfaat.
Sumber : https://www.kncv.or.id/apa-itu-tb/tb-resisten-obat.html